Minggu lalu, rubrik Happy Wednesday yang diasuh oleh Azrul Ananda mengajak semua pembaca Jawa Pos untuk menyampaikan resolusi simple yang patut diterapkan semua orang untuk 2016. Ada hadiah masing-masing Rp 1 juta untuk 30 (awalnya ditetapkan hanya 20, tetapi ternyata pemenangnya mencapai 30) usulan yang terpilih.

HAPPY WEDNESDAY

Untuk lebih lengkapnya, baca link Happy Wednesday sebagai berikut:

  1. Resolusi toleh kanan kiri (23 Des 2015)
  2. Berfikir simple, Hadiah Rp1 Juta (30 Des 2015)
  3. Resolusi Bersyukur Tidak Bisa Menang (6 Jan 2016)
  4. Inilah 20 Resolusi Simple 2016 Pilihan Happy Wednesday (6 Jan 2016)

Berikut ini adalah salah satu resolusi saya untuk tahun 2016, yang sayangnya tidak turut terpilih sebagai salah satu dari 30 resolusi simple, dari lebih dari 3.000 usulan resolusi, menurut pak Azrul.

Resolusi saya adalah terjaga pada saat Khotbah Jumat.

————————————————————-

Terjaga Pada Saat Khotbah Jumat
Resolusi tahun 2016 saya adalah tetap terjaga pada saat khotbah Jumat. Tujuannya adalah agar saya dapat mendengarkan khotbah dengan seksama. Saya sendiri tidak tahu apakah ini simple atau tidak. Secara historis, jumlah khotbah yang saya dengarkan dari awal sampai akhir pada tahun 2015 mungkin hanya sebanyak 6-7 kali. Kalau dihitung dari total 52 Jumat pada tahun 2015, jumlah itu adalah terhitung sedikit. Tenang dan khidmatnya situasi sholat Jumat adalah salah satu hal yang menyebabkan saya menjadi tertidur. Bahkan sebelum khotbah Jumat dimulai! Padahal, saya ingin mendengarkan banyak khotbah Jumat, karena hanya pada saat itulah saya bisa memperoleh siraman rohani dengan tenang. Selain itu, bagi orang-orang seperti saya yang jarang sekali pergi ke suatu lokasi untuk mengikuti pengajian agama, khotbah Jumat adalah cara paling efisien untuk memperoleh siraman rohani. Read the rest of this entry »

Kemarin, tanggal 26 Desember 2015, saya pergi ke toko buku Gramedia di Royal Plaza Surabaya. Niatnya sih pengen beli edisi terbaru dari komik langganan yaitu “Demon King” dan “Ruler of The Land (RoTL)”. Yah, ternyata Demon King-nya masih belum terbit edisi terbarunya. Untungnya, komik RoTL sudah keluar edisi terbarunya sampai edisi 60. Dulu pas terakhir beli di Kupang, NTT masih edisi 58. Yayyyy!

bukuSayangnya, ada aja ya yang buat sedih. Sedihnya adalah karena masih ada (banyak) warga Surabaya yang membuka sampul segel komik untuk dibaca di tempat, meskipun jelas jelas ada peringatan dari toko buku Gramedia yang melarang hal tersebut. Lebih sedih lagi karena pas waktu dulu di Kupang, tidak sekalipun saya pernah melihat ada warga yang membuka sampul segel komik untuk dibaca di tempat.

Oleh karena itu, saya jadi membayangkan tentang masa depan toko buku dan buku bacaan kita saat ini.

Mari kita mulai dengan kondisi saat ini. Sekarang ini, musuh utama toko buku dan buku bacaan adalah internet. Bukan hanya internet sebagai sumber informasi (berita, tips, buku bajakan, scan manga, dll) tapi juga sebagai salah satu bentuk globalisasi dalam akses pasar. Saya sendiri malas kalau mau beli buku tips berinvestasi, tips olahraga, buku cerita anak, buku self help, dan lainnya, karena mayoritas isi dari buku buku semacam itu biasanya sudah ada di internet. Belum lagi scan manga online seperti “Naruto”, “One Piece”, “Bleach”, dan “Detective Conan”, yang keluarnya lebih cepat dibandingkan dengan komik cetaknya. Sedangkan internet sebagai akses pasar misalnya adalah saya sudah 4-5x beli buku secara online di Amazon dibandingkan dengan beli buku secara online melalui situs Indonesia.

Hal tersebut memaksa toko buku (online maupun offline) yang ada di Indonesia harus benar benar berhitung tentang keuntungan dari usaha mereka. Yang paling simple, sebut saja toko buku Periplus. Periplus di Galaxy Mall Surabaya saat ini menempati 1 unit stan saja, lebih kecil dibandingkan dengan 2 tahun lalu yang mencapai 2 unit stan. Selain itu, kalau kita pergi ke Distributor besar majalah yang berlokasi di Jl. Tugu Pahlawan, depan kantor saya saat ini, anda akan menemui bahwa pengunjung di lokasi tersebut menurun jumlahnya dibandingkan dengan masa jayanya. Dulu, saya sering banget ke sana sepulang jam sekolah dasar. Ngapain? Beli komik hasil nyuri duit Umi. Waktu itu, sekitar tahun 1999, beli majalah aja sampe rebutan sama orang lain karena stoknya sudah diborong oleh pedagang majalah eceran di pagi dan siang hari.

Sekarang? Berdasarkan hasil wawancara saya dengan pedagangnya, semua mengeluhkan tentang internet dan cara orang menghabiskan waktunya. Orang sekarang lebih suka mencari berita lewat sosial media yang kebenarannya dipertanyakan dibandingkan dengan majalah yang memenuhi kaidah jurnalistik. Yang lebih mengejutkan lagi, beberapa majalah yang seharusnya terbit rutin secara bulanan, kini sudah tersendat-sendat dan tidak lagi rutin terbit.

Ya sih, di luar itu, bahan bacaan yang tidak terpukul oleh penetrasi internet antara lain adalah buku Novel, buku Otobiografi, dan buku Success Story. Bahkan, Periplus yang sebelumnya hanya fokus menyediakan buku impor, sekarang juga menyediakan buku Novel terbitan penulis indonesia. Gramedia apa lagi. Ketiga jenis buku di atas mendominasi ruang bagian depan Gramedia. Yah, mau gimana lagi? Kan perusahaan harus tetap untung atau laba.

Perusahaan didirikan untuk mencari keuntungan. Termasuk juga perusahaan yang menjual buku bacaan seperti Gramedia, Periplus, Times, Kinokuniya, dan Gunung Agung. Making profit is ethical. Full stop. It keeps business going and running. Tanpa keuntungan yang cukup menurut pemilik, maka usaha tersebut dipastikan akan musnah dari peredaran. Duh, saya ga bisa bayangkan kalau misalnya pergi ke bandara Terminal 1 Juanda atau Terminal 2 Cengkareng dan tidak lagi melihat Periplus di pojokan. Melihat ukuran Periplus Galaxy Mall yang menyusut saja, hati saya sudah teriris. #lebay #uopo Read the rest of this entry »

Pada tanggal 3 Desember 2015 yang lalu, Kantor turut serta dalam perayaan Hari Disabilitas Internasional (HDI). Yak. Keikutsertaan kantor pada acara tersebut adalah adanya semangat bahwa para disable (penyandang cacat) juga harus turut dilayani dan diberikan layanan keuangan yang setara dengan manusia seutuhnya.

Jadi, baik yang tuna netra, tuna daksa, ataupun keterbatasan lainnya, harusnya juga tetap dapat menerima layanan keuangan dalam bentuk yang sama dan setara dengan manusia lainnya. Tidak boleh ada tuna netra yang ditolak pada saat pembukaan rekening tabungan, investasi, pembelian rumah KPR dan lainnya.

Back to topic, acara peringatan HDI 2015 di Surabaya, bertempat di Gedung Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BK3S) yang berada di Jalan Tenggilis Mejoyo. Acara diadakan oleh Kantor dimana tempat saya bekerja, BPR Jatim, BK3S, dan beberapa instansi lainnya. Acaranya mulai dari pagi sampai dengan sore, dimulai dengan jalan sehat, sosialisasi, edukasi, dan banyak lagi lainnya hingga berakhir pada sore hari.

Saya rasa banyak para disable yang hadir dari berbagai komunitas, bahkan pemotor yang disable pun turut hadir dalam kegiatan tersebut.

IMG-20151207-WA0012

Saya tidak akan berbicara panjang lebar mengenai kegiatan tersebut., mungkin ada 3 (tiga) hal dari acara tersebut yang sampai dengan saat ini masih terngiang dan terbayang di benak saya.

Disabilitas sangat-sangat memerlukan perhatian lebih dari sektor swasta

Dengan melihat dan mengalami acara yang dikoordinasikan oleh pemerintah dalam hal ini BK3S, dapat saya sampaikan bahwa pengelolaan acara yang kemarin masih jauh dari rating baik. Yah mungkin 6 out of 10. Kalau mengurus acara seperti ini dengan dana yang mencukupi aja masih jauh dari harapan, bagaimana dengan pelaksanaan dan pengelolaan kegiatan BK3S sehari-hari bagi para disable.

Yayaya, saya tidak akan menyalahkan orang ataupun pemerintah. Yang pasti, saya merasa bahwa masih banyak yang perlu dilakukan bagi para disable. Sangat-sangat banyak. Utamanya mengenai kesetaraan dalam berbagai hal. Saya yakin bahwa bisa saja ada disable dengan kemampuan menulis yang handal diantara semua mereka yang hadir, sayang saja mereka tidak memiliki kesempatan atau media untuk menunjukkan potensi dan kemampuannya.

IMG-20151207-WA0015

Saya berharap bahwa akan semakin banyak orang-orang di luar pemerintah (sektor swasta) yang menaruh concern bagi mereka. Banyak-banyak sekali yang mereka butuhkan.

Teknologi sangat membantu disable untuk berkomunikasi satu dengan lainnya Read the rest of this entry »

 

persimpangan jalan22 November 2015, 4 tahun menggawangi industri

Tiada hentinya menerbitkan regulasi dan melakukan edukasi

Mengawasi instistusi berisiko tinggi

Sebagai tulang punggung utama ekonomi

 

Meskipun masih ada kekurangan di beberapa sisi

Namun engkau selalu berbenah Diri

Demi supervisi terintegrasi

Menjaga segala bentuk keuangan terkonglomerasi

 

Tidak terasa tinggal 30 hari lagi

Waktu bagi diri untuk memantapkan hati

Memilih kanan atau kiri

Yang pasti, semua dapat memilih secara mandiri

Tak ada yang namanya disposisi

 

Sebelum memilih 22 Desember nanti

Yang pasti harus banyak berkontemplasi

Apa yang menjadi tujuan hidupmu selama ini?

Semoga itu bisa menjadi instrospeksi

Read the rest of this entry »

Setelah tertarik dengan menghitung dan memastikan informasi atas produk reksadana sebagaimana saya tulis pada posting sebelumnya, saya jadi tertarik untuk mengulas beberapa hal mengenai karakteristik return dari reksadana.

Sekedar informasi bagi pembaca: Reksadana adalah suatu produk pasar modal. Produk reksadana adalah suatu bentuk penempatan dana oleh investor (masyarakat) kepada manajer investasi untuk dikelola sesuai dengan jenis penempatan yang disepakati, misalnya: saham, obligasi, dan produk lainnya. Penempatan dana oleh manajer investasi dibatasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Harga reksadana berfluktuasi tiap harinya, mengikuti jenis dari penempatan masing-masing produknya. Informasi lebih rinci dapat dilihat di: wikipedia reksadana.

Umumnya, kalau melihat brosur atau informasi mengenai produk reksadana yang dikelola oleh manajer investasi, kita akan disuguhkan informasi mengenai kinerja atau past performance dari reksadana tersebut. Beberapa sekuritas dan manajer investasi umumnya akan menginformasikan kinerja mereka selama 1 tahun s/d 3 tahun terakhir. Dari web infovesta.com, saya mencoba mengambil 5 produk reksadana berjenis saham dengan rating ***** s/d ****-. Produk reksadana yang saya ambil sebagai sampel adalah sebagai berikut:

rating reksadana infovesta

Informasi return tersebut di atas adalah return reksadana terhitung dari 1 Januari 2011 s/d 1 Juni 2016.

Banyak teman dan rekan saya yang beranggapan bahwa reksadana yang baik adalah reksadana dengan pertumbuhan growth unit yang tertinggi. Dalam hal contoh di atas, reksadana Pratama Saham adalah yang terbaik. Benarkah demikian? Read the rest of this entry »

Abah,

Hari ini adalah Hari Raya Idul Adha 1436 H, tepat seminggu setelah kepergianmu ke sisi-Nya. Minggu lalu, saya merasakan sedihnya kehilanganmu, lebih-lebih lagi karena saya tidak dapat menemani di ranjang peristirahatanmu yang terakhir. Untungnya saya masih sempat melihat air muka-mu termasuk mensholatkanmu di masjid, insyaAllah terlihat tenang dan damai. Kira-kira pukul segini juga, saya melihatmu jenazahmu untuk yang terakhir kali dan mengantarkanmu menuju liang lahat/makam-mu.

Abah,

Saya seringkali menyampaikan ke orang lain bahwa hidup itu diukur dari Delta-nya, bukan dari nilai akhirnya.  Saya yakin Delta yang abah capai sampai dengan akhir hayat adalah cukup tinggi. Sebenarnya, anakmu ini punya pemikiran bahwa sukses atau pencapaian yang paling utama bagi setiap manusia adalah surpassing the older generation atau dengan kata lain adalah mencapai Delta yang lebih tinggi daripada yang telah orang tuanya/Abah capai.

Read the rest of this entry »

peta ntt

Berikut adalah pesan dan kesan yang saya sampaikan pada saat malam perpisahan dengan Bapak, Ibu, dan rekan-rekan sekerja di NTT.

—————————————————————————–

Assalamualaikum Wr. Wb.

Selamat Sore dan Salam Sejahtera untuk kita semua.

Yth. Kepala Otoritas Jasa Keuangan Provinsi NTT

Yth. Pejabat dan Pegawai, THOS Kantor Otoritas Jasa Keuangan Provinsi NTT

Perkenankan kami, saya dan istri saya, untuk menyampaikan sepatah dua patah kata perpisahan.

Bapak, Ibu, dan rekan-rekan yang kami hormati,

Terakhir yang saya ingat, saya duduk di posisi Bapak dan Ibu sekalian sekitar satu setengah tahun yang lalu, mendengarkan kata-kata perpisahan Pak Hidayat. Jujur, saya tidak ingat betul kata-kata perpisahan yang diucapkan oleh Bapak Hidayat. Saya juga yakin bahwa Bapak dan Ibu sekalian juga akan lupa dengan kata-kata yang saya sampaikan. Yang saya ingat benar bahwa ada rasa sedih di setiap perpisahan. Begitu diumumkan bahwa saya pindah, saya kira hanya rasa bahagia yang menghampiri, ternyata saya juga merasakan hal yang sama, sedihnya meninggalkan kota ini. Read the rest of this entry »

Beberapa hari yang lalu, saya melihat brosur produk reksadana dari salah satu lembaga keuangan perbankan di Indonesia. Setiap kali saya melihat produk reksadana, saya langsung melihat bagian atau informasi mengenai return atau imbal hasil atas investasi produk reksadana tersebut. Btw, saya yakin bahwa banyak rekan-rekan sekalian yang sama dengan saya =P. Pada bagian return tersebut brosur manajer investasi yang melakukan pengelolaan reksadana, khususnya Saham, terdapat ilustrasi hasil kelolaan investasi sebagai berikut:

image

Informasi yang disampaikan pada brosur tersebut utamanya adalah return dari alternatif-alternatif investasi. Brosur tersebut memang tidak memuat informasi mengenai return dari produk yang ditawarkan oleh lembaga keuangan (manajer investasi) tersebut. Yang ada adalah return dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama 10 tahun terakhir terhitung sejak tanggal 27 Feb 2004 s/d 27 Feb 2014 atau selama 10 tahun. Read the rest of this entry »

Tiba saatnya saya untuk menulis pengalaman ikut even Jawa Pos Cycling Bromo 100 Km (dari Surabaya – Bromo finish Wonokitri via Puspo). Beautiful Climb, Beautiful Challenge. Rute lebih lengkapnya bisa dilihat di sini. Even tersebut diadakan oleh Jawa Pos pada tanggal 11 April 2015 yang lalu. Btw, ini adalah pertama kalinya saya ikut even gowes yang resmi. Hehe..

jawapos bromo 100 km

Untuk biaya keikutsertaan pada even gowes Bromo 100 km memang agak mahal sih. Ada tiga paket keikutsertaan yang dapat dipilih, yaitu:

a. Paket 1 – Rp890.000: Gowes Bromo 100 Km (Pulang Gowes sendiri, jadi total gowes 200 Km) Haha…

b. Paket 2 – Rp1.390.000: Gowes Bromo 100 Km (Pulang diangkut bis)

c. Paket 3 – Rp2.490.000: Gowes Bromo 100 Km (menginap di Hotel Pullman tanggal 10 s/d 12 April 2015). Biasanya dipilih oleh peserta yang berasal dari luar Surabaya atau luar Jawa Timur.

Saya sendiri memilih paket 2. Yang milih paket 1 udah gila kali ya =P

Jumlah peserta dari Jawa Pos Bromo 100 Km di tahun ini pun meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni dari sebanyak 600 peserta pada tahun 2014 menjadi sebanyak 727 peserta pada tahun 2015.

Saya berangkat ke Surabaya pada hari Jumat, 10 April 2015 atas izin istri, sembari mengangkut sepeda =P

Sesampainya di Surabaya, saya harus mampir di Graha Pena Jawa Pos untuk mengambil jersey dan perlengkapan yang ditentukan. Saya sendiri mendapat nomor punggung 574. Jersey-nya dibuat dengan bahan yang  bagus, ditambah dengan motif polkadot. Di kejuaraan gowes dunia, jersey polkadot adalah jersey istimewa yang dikenakan oleh pesepeda yang mampu menempuh tanjakan secara cepat sepanjang kejuaraan.

Tanggal 11 April 2015 pun tiba. Sesuai jadwal, peserta diminta kumpul sejak pukul 06.00 WIB untuk mengikuti serangkaian acara pembukaan event gowes kali ini. Saya sendiri hadir sekitar pukul 06.05 WIB di Polda Jatim. Pertama kali sampai di lokasi, rasanya adalah keder, takut, sekaligus senang.

Keder karena banyak sekali pesepeda handal yang ikut, ditambah dengan sepeda balap yang keren dan harganya yang fantastis =P. Takut karena takut tidak sampai finish di puncak Wonokitri. Tapi ada senangnya juga, karena bisa ikut even gowes yang sangat ramai untuk pertama kalinya =)

Kalau saya tidak salah, cukup banyak juga pesepeda asing dari 12 Negara yang ikut dalam acara gowes kali ini.

Saya berharap untuk dapat menempuh seluruh rute yang telah ditentukan alias sampai finish, tanpa menuntun sepeda dan juga tanpa dibantu oleh panitia.

Read the rest of this entry »

Pertanyaan mengenai pensiun dan atau pensiun muda ini seringkali menggelitik saya ketika ada di tengah-tengah kerjaan yang menumpuk. Ingin sekali pensiun muda, ga perlu kerja, punya income yang memadai sampai dengan batas usia.. Mungkin ga sih? hehe..

Enak kali ya pensiun dini? bisa jalan kemana-mana dan menikmati hidup dikala masih muda.

early retirement

Kembali ke laptop.

Terkait dengan perencanaan pensiun, apa sih tujuan yang ingin kita capai saat tua nanti? Banyak insan yang akan menjawab memiliki banyak aset, ada juga yang menjawab dengan sehat sampai akhir hayat, ada juga yang menjawab bisa mewariskan harta ke anak. Berdasarkan dasar perencanaan pensiun yang baik, tujuan pensiun yang paling pas adalah:

Memiliki gaya hidup pada saat pensiun sama dengan gaya hidup pada saat sebelum pensiun.

Makna tujuan pensiun yang saya sebutkan tersebut implikasinya cukup besar. Ilustrasinya adalah kalau misalnya kita waktu masih muda (sebelum pensiun) bisa jalan-jalan ke luar negeri setiap tahun, ya nanti waktu tua (pensiun) juga harus bisa melakukan hal yang sama. Kalau misalnya kita waktu masih muda dapat gowes sejauh 100km, ya kalau pensiun juga harus bisa melakukan hal yang sama (maksudnya adalah menjaga kesehatan).

Jadi, sebenarnya perencanaan pensiun tersebut harus direncanakan dengan sangat matang. Tidak hanya dari sisi keuangan, tapi juga dari sisi fisik dan kesehatan. Anda pasti tidak mau pensiun dengan terbaring lemas dan lunglai di rumah sakit tanpa bisa menikmati hidup tenang dengan banyak waktu pada saat pensiun. Kalau dari sisi kesehatan, mungkin saya hanya bisa berpesan: perbanyak berolahraga dan kurangi makan junk food.

Kembali ke judul tersebut di atas.

Kalau misalnya saya di usia yang saat ini menginjak usia 27 tahun dan ingin pensiun pada esok hari, berapa dana yang harus saya miliki dan saya investasikan agar mampu memenuhi seluruh kebutuhan saya sampai dengan pensiun nanti? Read the rest of this entry »