Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karena akhirnya term pertama kuliah selesai juga! Banyak banget pengetahuan dan pengalaman yang didapat. Ada banyak kesempatan buat mencoba hal-hal baru. Tapi ya ga semuanya berjalan dengan mulus. Kesempatan pertama yang dicoba adalah: Perhimpunan Pelajar Indonesia – United Kingdom (PPI-UK).
For those of you who asked, I did not win the PPI-UK election. Not only that I failed on the election. I also failed in many other things.
Saya juga gagal di pemilihan student ambassador karena salah kirim email ke alamat yang salah (!) Selain itu, aplikasi saya untuk bekerja secara pro-bono di dua organisasi di Indonesia juga ditolak. Entah karena posisi saya yang sedang di luar negeri, atau memang saya yang dinilai ga layak. Entahlah.
Apakah saya kecewa tidak menang di PPI-UK kemarin? No. Apakah saya kecewa gagal di hal-hal lainnya? Lumayan. Paling kecewa karena salah kirim di aplikasi untuk menjadi student ambassador. Bodoh. Ngomong-ngomong soal PPI-UK, saya memang tidak berharap untuk menang. Setelah melihat jalannya organisasi PPI-UK, keinginan untuk fokus di akademik, dan ketambahan satu baby baru, saya biasa-biasa saja dalam proses kampanye. Yang penting ikutin alurnya. Saya bahkan ga bilang ke temen-temen Indonesia di kampus kalau saya ikut PPI-UK. Hasil pemungutan suara: finish di posisi 5 alias paling belakang. Sedih? enggak. Selamat buat posisi 1, 2, 3, dan 4 dalam pemilihan suara PPI-UK 2019 – 2020!
Yang paling saya sedihkan dan saya akui bahwa saya gagal di term pertama kuliah adalah berkurangnya upaya mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Semoga di term berikutnya bisa beradaptasi dengan lebih baik dan tidak lagi meninggalkan ibadah yang diwajibkan oleh agama.
Saya senang berbagi tentang kegagalan. Di tengah kondisi sosial media yang penuh dengan filter atas kegagalan dan bubble atas kesuksesan dan kebahagiaan seseorang, saya ingin jadi salah satu Oase yang menunjukkan bahwa hidup tidak selamanya mulus dan berjalan sesuai dengan rencana. Akrab dengan kegagalan adalah suatu hal yang positif jika kita bisa menyikapinya dengan baik. Berbagi kegagalan juga adalah salah satu bentuk refleksi dan pembelajaran bagi diri dan lingkungan sekitar.
Jadi, kalau kamu sekarang sedang menghadapi kegagalan dan melihat teman-temanmu di sosial media semuanya sukses. Percayalah bahwa mereka juga pernah gagal, hanya tidak di-post saja =)
Kalau pengen tahu unggahan saya yang lain tentang “kegagalan” dapat dilihat di link berikut: pendiri WhatsApp ditolak saat melamar kerja di Facebook, gagal dalam memimpin di lingkungan kerja, kesulitan dalam melanjutkan sekolah S2 di luar negeri, dan mencari kerja.
At last, ada hal menarik yang disampaikan oleh Bos Google/Alphabet dan Mendikbud kita saat ini tentang bagaimana kita harus menyikapi kegagalan.
“Wear your failure as a badge of honour” ~ Sundar Pichai
Pidato Mendikbud tentang bagaimana kita sebaiknya menyikapi kegagalan dapat dilihat di link YouTube berikut (sekitar menit 7:00 – 9:00).
Buat tulisan tentang hal-hal yang berhasil dicapai di term pertama ga ya? Haha. Kayaknya ga perlu deh!
Selamat berjuang!