Kita telah menyelenggarakan helatan besar demokrasi pada tahun 2014 untuk pemilihan Presiden dan pada Desember 2015 untuk memilih Kepala Daerah di sejumlah Kabupaten/Kota. Curious dengan strategi kampanye dalam pemilu baik oleh calon Presiden dan calon Kepala Daerah, jadilah buku ini mampir di meja saya.

Buku How to Win An Election ini sebenarnya adalah terjemahan dari sebuah surat seorang adik, bernama Quintus, kepada kakaknya, bernama Marcus, yang ingin maju menjadi seorang Consul (Pemimpin Tertinggi) di ancient Rome.

image

Surat tersebut ditulis dalam bahasa latin dan kemudian diterjemahkan oleh seorang penulis, Philip Freeman, dalam bahasa inggris. Surat tersebut dibuat pada tahun 64 SM dan secara spesifik ditujukan tepat pada saat kakaknya ingin menyusun strategi kampanye guna memenangkan pemilu yang sudah menggunakan konsep One Man One Vote (OMOV). Sebenarnya surat yang berisi tentang strategi berkampanye ini dibuat sesuai dengan profil sang kakak. Meskipun demikian,  banyak yang setuju bahwa wisdom dalam surat ini juga berlaku bagi semua peserta Pemilu.

Marcus dan Quintus adalah golongan rakyat biasa yang ingin maju memegang tampuk pemerintahan. Sedangkan lawan Marcus, yaitu 2 (dua) orang yang juga ingin maju, adalah golongan bangsawan Roma. Saran dari Quintus yang disampaikan melalui surat kepada kakaknya adalah saran yang sangat-sangat bagus. Timeless dan no-nonsense. Inilah salah satu tulisan klasik mengenai strategi dan filosofi dalam berkampanye guna meraih suara yang masih relevan sampai dengan hari ini. Setelah 20 abad lamanya.

Sejarahnya, Marcus dan Quintus ini punya kesempatan bersekolah di Yunani, pada saat itu. Mungkin disitulah mereka belajar filosofi sehingga bisa belajar dan memahami banyak hal. Kadang-kadang heran juga kenapa kok banyak filsuf itu berasal dari Yunani.

Back to topic. Secara singkat, beberapa saran yang diberikan oleh Quintus kepada kakaknya adalah sebagai berikut:

Make sure you have the backing of your family. Hal pertama yang harus dimiliki oleh setiap orang yang ingin naju menjadi pemimpin adalah support dari keluarga. Entah itu dari sisi biaya, waktu, dan lainnya. Selain itu, semua rumor atau isu yang muncul pada saat kampanye, umumnya berasal terkait dengan permasalahan orang yang paling dekat dengan kita.

Surround yourself with the right people.
Pilihlah orang-orang yang mampu merepresentasikan dirimu, as if they are going to be elected for themselves. Pilih orang-orang yang sekiranya tingkah laku, kegiatan dan popularitas mereka dapat membuat orang merasa yakin bahwa orang ini tidak mungkin salah dalam memilih calon Pemimpin.

Promise everything to everyone. Ini yang paling gerrrr.. haha.. Ya, inilah yang digunakan banyak calon Pemimpin, yang sebenarnya gombal abis. Kita tahu bahwa ga mungkin semua permintaan itu dipenuhi, tapi demi menggaet suara, pasti cara inilah yang dilakukan. Masalah nanti implementasinya gimana itu urusan terakhir. Haha, typical politicians.

Don’t leave town. Kegiatan sehari-hari seorang calon Pemimpin Daerah harus terus diisi dengan kampanye untuk meraih suara. No day off. Cuti dan liburan bisa diambil setelah memenangkan persaingan merebut suara.

.. dan masih banyak saran-saran lainnya.

Banyak sekali hal yang bisa diambil hikmahnya dari surat yang terdiri dari 58 paragraf tersebut. Buku ini habis dibaca dalam waktu 2-3 jam, ga terlalu tebal. Menurut saya ini salah satu bacaan ringan yang “berbobot” (maksudnyaaa??) =p

Kalau misalnya dibandingkan dengan pemilu tahun 2014, rasa-rasanya hampir semua saran terkait kampanye yang ada di surat tersebut diimplementasikan oleh masing-masing kandidat.

Mulai dari penggunaan black campaign, “penyerangan” dari sisi keluarga, Anies Baswedan sebagai salah satu representasi pak Jokowi, koalisi yang besar punya pak Prabowo, dan lainnya. Ada satu strategi yang ga diikuti pak Jokowi pas pemilu kemarin yaitu: “Don’t leave town”. Ya, di akhir periode kampanye atau pas masa tenang, pak Jokowi pergi umroh. Ga harus sama persis, yang pasti harus menyesuaikan siuasi dan kondisi.

Buku yang menarik dan menyegarkan. Buku ini sangat direkomendasikan bagi politisi dan semua pembaca yang ingin mengetahui strategi politisi memanipulasi rakyat dalam langkah mereka menuju tampuk kepemimpinan.

Selamat membaca! =)

Advertisement