Berikut ini adalah Surat terbuka dari Ben Mboi kepada Gubernur dan Wakil Gubernur NTT periode 2013-2018 yang baru terpilih dan dilantik pada 16 Juli 2013 yakni Bapak Frans Lebu Raya dan Benny Litelnoni.
Sebelumnya Bapak Frans Lebu Raya berpartner dengan Bapak Esthon Funay dalam masa pemerintahan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT periode 2008-2013. Namun disebabkan satu dan lain hal, akhirnya Bapak Frans Lebu Raya dan Bapak Esthon Funay memutuskan untuk masing-masing maju menjadi Gubernur NTT yang pada akhirnya dimenangkan oleh Bapak Frans Lebu Raya, terakhir melalui ketuk palu Mahkamah Konstitusi.
Surat terbuka ini sangat menginspirasi saya untuk mengabdi kepada rakyat, semoga juga pembaca blog ini =)
—————————————————————————————
“ROMA LOCUTA, CAUSA FINITA/Rome Has Spoken, Case is Closed”
“Mahkamah Konstitusi telah bicara, konflik Pilgub NTT telah selesai”
(Ben Mboi – MANTAN GUBERNUR TERBAIK NTT DAN INDONESIA TIMUR)
Yth Sdr Gubernur Terpilih!
Saudara Gubernur, proficiat telah “memenangkan” pertarungan pemilihan Gubernur NTT 2013, notabene melalui Keputusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Anda akan dilantik untuk kedua kalinya sebagai Gubernur NTT 2013-2018 dalam waktu dekat. Legitimasi Anda adalah 51 koma sekian persen suara pemilih, diperkuat amar Mahkamah Konstitusi. Keistimewaan Pilgub NTT kali ini adalah legitimasinya melalui diskresi Mahkamah Konstitusi. Dan justru intervensi Mahkamah Konstitusi itulah memberikan warna tertentu pada “kemenangan” Anda: konon ada kecurangan-kecurangan, konon ada money politics, siapa pusing! Roma Locuta, Causa Finita! (Roma (MK) telah berbicara, kasus itu selesai) Dus, Proficiat Drs. Frans Lebu Raya.
Yth Sdr Gubernur Terpilih!
Sebagai seorang yang pernah tinggalkan jejak karsa dan karya di bumi Flobamora tercinta itu, saya ingin menyampaikan beberapa saran, kalau tidak mau dikatakan nasihat :
Pertama, Kemenangan 51-52% Anda dalam pemilihan itu sangatlah tipis, apalagi jika ditambah isu-isu kecurangan (entah benar atau tidak, Anda sendiri yang paling tahu), maka legitimasi Anda sangat rawan, berhadapan dengan 48-49% yang memilih lawan Anda. Selisih 3-4& itu tampak kecil, namun “Robekan akan tenunan sosial Flobamora” cukup besar. Untuk orang yang bangga akan negara hukum senang dengan hasil Mahkamah Konstitusi itu, tapi bagi mereka yang gandrung akan kerukunan dan kohesi sosial sedih melihat betapa pesta demokrasi itu dirusak dan perlu di hakimi melalu MK itu.
Saya minta agar hari pertama Anda duduk lagi di kursi Gubernur itu, tidak dimulai dengan “pesta kemenangan” melainkan dengan suatu “upaya rekonsiliasi” intensif seluruh NTT. Tidak bisa disangkal bahwa yang menang dalam Pilgub itu adalah orang NTT, yang kalah juga orang NTT. anda diuji akan kepantasan menjadi pemimpin daerah yang plural itu. Tidak bisa disangkal ada bupati yang tidak memilih Anda, kepala desa yang tidak memilih Anda, pegawai negeri yang tidak memilih Anda.
Hal ini jangan dianggap remeh. Anda tentu tahu bagaimana caranya. Jangan lupa sepanjang tahun 2013 , NTT disibukkan dengan pilkada Bupati dan sepanjang itu pula NTT diramaikan dengan isu-isu negatif antara pribadi dengan pribadi, antara kelompok dengan kelompok. Dalam hal ini peranan rekonsiliatoir Anda dituntut dan diuji sebagai “pengawal utama” Nation Indonesia di Persada Flobamora.
Kedua. Yth Sdr Gubernur Terpilih!
Ada beberapa bahaya atau hazard ketika seorang incumbent terpilih ulang, secara khusus bila dia mabuk kemenangan:
1) Moral Hazard, ketika dia merasa bahwa 5 tahun yang lalu dia dipenuhi keberhasilan
2) Political Hazard, ketika dia merasa bahwa kebijakan-kebijakan dalam 5 tahun yang lalu semuanya benar.
3) Administrative Hazard, ketika dia yakin teknik dan seni “governance alias besturing”-nya dalam 5 tahun yang lalu, efektif dan efisien.
4) Social Hazard, ketika 51-52% dukungan baginya itu dianggap sebagai dukungan seluruh rakyat NTT.
Pasti Anda senantiasa baca bahwa NTT terpuruk dalam berbagai bidang kehidupan rakyat antara lain kemiskinan, pendidikan, kesehatan, penyelenggaraan pemerintahan, lingkungan hidup. Bahaya dari kemenangan Anda sekarang ini adalah Anda menyangka bahwa kepemimpinan Anda lima tahun yang lalu merupakan suatu Success Story. Saya sarankan Anda lakukan auto-refleksi yang jujur tentang berbagai program Anda: anggur merah, provinsi jagung, provinsi ternak, provinsi koperasi, provinsi cendana dan lain lain. Coba bolak balik ulang file-file mereka dan evaluasi. Kecuali perbedaan nomenklatur, semua yang Anda gagaskan itu pernah saya lakukan dulu, dengan keberhasilan dan kegagalan. Tanpa menyebut-nyebut anggaran untuk rakyat, semasa saya banyak karya tanpa anggaran.
Saya dengar Anda bangga betul tentang strategi “Anggur Merah”, anggaran demi rakyat. Saya minta Anda baca Nota Perhitungan Anggaran NTT antara 1979/1988. Berapa rupiah APBN dan APBD NTT dikeluarkan untuk ‘Lintas Utara Flores, Lintas Selatan Timor, Lintas Utara Timor, Lintas Selatan Sumba?” TIDAK ADA! Seluruhnya rakyat bersama unsur-unsur pemerintah khususnya dinas pekerjaan umum.
Dan saya ingin tambahkan bahwa semua strategi sekali lagi semua strategi di masa kepemimpinan saya berdasarkan atas refleksi terhadap kegagalan: ONM (Operasi Nusa Makmur) atas kegagalan di Paga, ONH (Operasi Nusa Hijau) atas kegagalan ONM, KUD (Koperasi Unit Desa) atas kegagalan Tata Niaga, Panca Warsa Benah Desa, dan lain-lain. Hanya ada satu syarat! KEJUJURAN! Auto-refleksi menghasilkan Auto-Kritik, yang pada gilirannya menghasilhan Auto-Correction. Bagi Anda sekarang ini berlaku adagium “Nothing to lose anymore” karena budget waktu untuk Anda berbuat baik bagi rakyat NTT, hanya tersedia lima tahun saja, 1825 hari. Carpe Diem (Menunggu Hari)! Petiklah waktu itu. Pasti Anda kepingin ditulis sejarah bukan sebagai ‘Gubernur Penggagas”, melainkan seorang “Gubernur yang berani berpikir dan seorang gubernur yang berani berbuat).
Ketiga, Yth Sdr Gubernur Terpilih!
Bagi mereka yang cinta betul negeri Flobamora ini, sakit hati, mendengar kampanye-kampanye yang saling melecehkan atau black campaign kata orang! Tugas Negara bukanlah sebatas proyek-proyek, dengan slogan-slogan keberhasilan. Tugas Negara terutama adalah nation-building! Anda adalah seorang nation-builder. Betapa banyak suara diwaktu lalu dimana pertimbangan-pertimbangan penempatan dan pencopotan kami dengan pejabat-pejabat di NTT didasarkan kepada partisipasi dalam tim sukses atau bagian dari satu agama atau suku. Ini berseberangan dengan tugas nation-building. Ini menghianati nation building.
Keempat, Yth Sdr Gubernur Terpilih!
Pada hari pelantikan nanti pasti akan ada pesta, saya siteer pidato Woodrow Wilson ketika dinyatakan menang dalam PilPres AS, November 1912: “it is not a celebration of victory, it is a celebrating of responsibility”. Moga-moga sejarah para Gubernur NTT akan menulis tentang Anda sebagai gubernur NTT yang jujur, dedikatif dan bijak bagi SELURUH rakyat NTT dari Komodo ke Kolana, dari Kodi ke Batu Gede, dari PaluE ke Rote Ndao.
Kelima, Saya selipkan sepatah dua kata kepada Esthon Foenay, kandidat yang kalah: Selamat Esthon! Yang menang dalam Pilgub bukan Frans Lebu Raya, melainkan Demokrasi Rakyat NTT, yang telah “dicemarkan” oleh berbagai isu. Anda berjasa mengantar orang NTT ke dalam “Pesta Demokrasi”. Menang dan kalah adalah konsekuensi dan resiko dalam demokrasi. Hanya pemberani yang mau terima resiko kalah secara jujur. Angkat engkau punya kepala. Seperti kata Komodor Yos Sudarso, diatas KRI Macan Tutul tanggal 15 Januari 1962: We Fight Gentle and Brave! Terima kasih Esthon! Kata orang Jerman “Auf Wiedersehen! Sampai jumpa lagi” di pesta demokrasi berikutnya. Tuhan Berkati. Salam Kebangsaan! Merdeka
Ben Mboi
Jakarta, 1 Juli 2013, Victory News NTT