Assalamualaikum Wr. Wb.

Selamat Pagi dan Salam Sejahtera untuk kita semua.

Yth. Bapak Sotarduga Napitupulu,

Yang kami sayangi, Pejabat, Pegawai, dan THOS Kantor Otoritas Jasa Keuangan Regional 4 Jawa Timur

Bapak, Ibu, dan rekan-rekan yang saya hormati,

Setiap kali ada perpisahan, akan selalu ada pesan dan kesan yang diucapkan sebagai penanda formalitas perpisahan. Terakhir kali kita mendengar pesan dan kesan dari pak Arifin, baru sekitar satu bulan yang lalu. Saya tidak ingat betul kata-kata perpisahan yang diucapkan oleh Bapak Arifin. Yang saya ingat dari pesan pak Arifin hanyalah pesan “Jujur, Disiplin, dan Loyal.” Saya juga yakin bahwa Bapak dan Ibu sekalian juga akan lupa dengan kata-kata yang akan saya sampaikan. Tapi yang saya yakini bahwa selalu ada setangkup haru di setiap perpisahan. Saya yakin bahwa Tuhan menciptakan sedih dan senang itu dengan seimbang. Kebahagiaan atas kesempatan untuk tugas belajar diiring dengan rasa sedih meninggalkan Jawa Timur dan seisinya.

Ya, seperti yang telah Bapak Ibu ketahui bersama, Saya akan pergi untuk menunaikan tugas belajar pada tanggal 6 Agustus yang akan datang. Kemana saya akan pergi dan belajar bukanlah sesuatu yang penting dan sakral, karena saya yakin semua yang ada di sini punya kesempatan yang kurang lebih sama.

Terhitung bulan Agustus ini, Saya akan meninggalkan Surabaya setelah 47 bulan menimba pengetahuan dan memperluas pergaulan. Keinginan untuk bisa melanjutkan pendidikan ini juga salah satu janji yang saya ucapkan pada saat perpisahan dengan rekan-rekan KOJK NTT, akhir Agustus 2015 yang lalu.

Saya bersyukur diberikan kesempatan untuk tinggal lagi di Surabaya. Khususnya karena Saya bisa menemani ibu tercinta di tengah kehilangan beliau atas ayahanda. Pada awalnya, saya berfikir bahwa hidup akan semakin mudah di Surabaya. Promosi cek, kampung halaman cek, bahasa inggris cek, dan pengalaman cek.

Naif, naif, dan sungguh naif! Ingin rasanya saya mengatakan hal tersebut ke diri saya di usia ke-27 yang lalu. Ternyata tidak semudah itu bekerja di Kantor Regional OJK, apalagi jika kita terbiasa bekerja di kantor OJK. I was lost. Bukan lost dalam artian kalah. Tapi saya justru kehilangan arah kita mengira bahwa semuanya akan mudah.

Reality bites.

Bukannya berhasil untuk menunjukkan kinerja dan memperoleh kampus tujuan, saya justru tenggelam dalam kehidupan di luar kantor. Pada tahun 2017 yang lalu, Saya menekuni hobi lari dan hobi bersepeda, mengikuti les piano, dan les bahasa inggris. Entah apa yang saya kejar dan apa yang ada di benak saya waktu itu? Mungkin karena merasa self-satisfied.

Dampaknya terhadap pekerjaan saya sangat buruk, kinerja pas-pasan, tugas-tugas tidak selesai tepat waktu, zero leadership, dan lain-lain. Bahkan saya pernah menyusun neraca BPR sangat terburu-buru sehingga tidak balance.

I have my bad times in 2017. Tak apa, saya bersyukur atas hal tersebut. Siapa sih yang tidak pernah kehilangan arah in their 20s? Di balik itu semua, Tuhan Maha Baik. Pepatah mengatakan bahwa “In good times, you’ll complacent. Only in bad and great times, you learn“.

Saya berterima kasih sebesar-besarnya untuk pelatihan kepemimpinan OJK/PPKB, Bapak Heru, Bu Ismi, Mbak Yuvi, Mbak Miriam, dan semua pihak yang membantu saya kembali menemukan arah yang benar dan juga Bapak Sotarduga atas surat rekomendasinya untuk kampus dan beasiswa. Pada akhirnya saya bisa memperoleh beasiswa OJK dan beasiswa Fulbright, itupun setelah gagal sebanyak 5 (lima) kali.

Mungkin hal ini tidak akan saya pahami kalau misalnya saya tidak ditempatkan di sini. Pada akhirnya, saya sadar bahwa hidup sangat erat dengan keberuntungan dan berkah Tuhan. Tuhan telah menentukan bahwa saya akan bertemu dengan semua teman-teman yang ada di sini.

Apakah saya akan dapat melanjutkan pendidikan kalau misalnya saya tidak dibimbing oleh pejabat yang mendukung seperti saat ini? Lebih memilih untuk kembali ke Bank Indonesia? Tidak menjadi bagian dari ikatan pegawai OJK di KR 4? Tidak ditempatkan di NTT yang menjadi sumber inspirasi saya pribadi? Tidak beralih karir dari teknik ke keuangan? Atau bahkan, kalau mundur jauh, bagaimana kalau saya tidak dibesarkan di keluarga saya saat ini?

Saya yakin ada faktor keberuntungan di dalamnya. Contoh kecil dari keberuntungan tersebut antara lain adalah kami memperoleh kesempatan belajar pada saat istri sedang hamil. Hal tersebut akan melengkapi pengetahuan dan pengalaman kami. Kami sadar bahwa pendidikan tinggi mungkin tidak akan berdampak banyak bagi institusi, tapi setidaknya hal ini akan berdampak bagi keluarga kecil kami. Tapi, itulah, mungkin juga kesempatan ini merupakan bagian dari yang kami sebut dengan keberuntungan di atas. Entah juga, kami tidak tahu benar.

Oleh karena itu, tanpa mengesampingkan kerja keras, kami sepenuhnya sadar bahwa banyak yang telah diperoleh saat ini adalah karena belas kasih dari orang lain dan pemberian dari Tuhan Yang Maha Esa. Di atas itu, perlu kita sadari bahwa di balik kesuksesan, ada keberuntungan di dalamnya. Dan dari keberuntungan itu, kita punya hutang kepada Tuhan Yang Maha Esa dan orang-orang yang mungkin kurang beruntung di luar sana.

Berapa orang di luar sana yang mungkin bekerja lebih keras dan lebih hebat tetapi tidak dapat menikmati apa yang kita nikmati hari ini bersama. Saya yakin bahwa semua yang kami terima dan kami alami di tempat ini adalah karena kemurahan hati dan kerja sama Bapak dan Ibu sekalian. Semoga kita bisa dapat bersyukur dengan hal tersebut. Semoga saya bisa belajar dengan baik, bisa publish beberapa karya, dan dapat memenuhi kebutuhan kompetensi institusi, insyaAllah.

Bapak, Ibu, dan rekan-rekan yang kami hormati,

Bagaimanapun juga, kami tetap sadari bahwa tempat ini lah yang membuat kami seperti saat ini. Senang, sedih, khawatir, berani, frustasi, konflik, bahagia, pernah lari, hiking, dan lain sebagainya yang kami alami di tempat ini telah menjadi bagian diri kami.

Untuk rekan-rekan yang lain, maafkan kalau saya telah menjadi contoh yang buruk.

Akhir kata, kami harapkan Bapak dan Ibu sekalian dapat memberikan maaf kepada kami atas segala dosa kami, baik yang disengaja maupun yang tidak. Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya terhadap seluruh pejabat dan pegawai yang ada di Kantor Otoritas Jasa Keuangan Regional 4.

Tak terhitung jumlah kesan yang ingin saya sampaikan satu per satu untuk masing-masing insan OJK baik yang hadir maupun tidak, tapi biarlah itu menjadi kenangan kami. Yang pasti kami sangat menghargai semua hal baik yang rekan-rekan sekalian telah sampaikan kepada kami.

Semoga kita dapat bertemu lagi di kemudian hari dalam kondisi dan keadaan yang lebih baik lagi.

Terima kasih, dan semoga kita semua selalu ditunjukkan arah yang benar oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Advertisement