Saat ini pertumbuhan ekonomi memang menjadi salah satu topik hangat di seluruh dunia.
Indonesia merupakan 1 dari 3 negara di dunia yang bertumbuh dengan pertumbuhan ekonomi lebih dari 6% selain China dan India.
Sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi tersebut? Pertumbuhan ekonomi yang dimaksud disini adalah pertumbuhan (growth) dari seluruh output suatu negara pada satu periode tertentu. Sementara definisi output disini adalah seluruh Konsumsi + Investasi + Pengeluaran Pemerintah + Net Ekspor (Ekspor – Import).
Seringkali kita melihat ekonom dan institusi di negeri kita seperti Kementerian Keuangan, Tempat saya bekerja, Fakultas Ekonomi, Bank dan lainnya maupun institusi di luar negeri seperti World Bank dan International Monetary Fund (IMF) melakukan proyeksi untuk Indonesia dan negara lainnya.
Proyeksi terhadap perekonomian Negara Indonesia tersebut bisa benar dan juga bisa salah namun pastinya proyeksi tersebut tetap diperlukan sebagai anchor (jangkar) yang dibutuhkan oleh pelaku usaha di Negara Indonesia termasuk pelaku usaha dari negeri lain yang ingin berinvestasi di Negara Indonesia.
Biasanya proyeksi tersebut dibuat pada awal tahun misalnya untuk pertumbuhan perekonomian tahun 2012 biasanya dibuat pada Januari 2012 atau Semester I 2012 dan direvisi pada Juni 2012 atau Semester II 2012.
Sebagai contoh dapat kita lihat pada berita ini:
World Bank Memangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.
Berita tersebut diatas adalah adanya pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2012 oleh World Bank sebesar 0,1% dari proyeksi sebelumnya sebesar 6,2% menjadi sebesar 6,1%. Sementara proyeksi pertumbuhan dari Institusi tempat saya bekerja adalah antara 6,1% s/d 6,5%.
Yang menjadi pertanyaan adalah, kenapa sih ada koreksi terhadap proyeksi atas pertumbuhan ekonomi Indonesia? Apa signifikannya sih pemotongan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang hanya sebesar 0,1%?
Ternyata penurunan proyeksi pertumbuhan ekomoni sebesar 0,1% itu cukup signifikan angkanya!
Mari kita lihat angka total output Indonesia yang biasa disebut dengan Produk Domestik Bruto sesuai angka Biro Pusat Statistik sebagai berikut:
*) Harga konstan adalah harga tanpa mengikutsertakan inflasi dengan tahun dasar adalah tahun 2000. Untuk lebih jelas terkait dengan harga konstan dan harga berlaku dapat dilihat pada halaman berikut: Kompasiana
Kembali ke topik, dari nilai tersebut diatas maka adanya penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,1% dari Rp2.463 Triliun adalah penurunan total output sebesar Rp2,46 Triliun (harga konstan tahun 2000). Jika dinilai pada saat ini maka nilai sebesar Rp2,46 Triliun pada tahun 2000 adalah sekitar Rp6-7 Triliun. Angka yang besar!
Itulah penjelasan mengapa 0,1% dari pertumbuhan ekonomi kita adalah signifikan angkanya mengingat besarnya total output ekonomi per tahun.
Pada akhirnya, realisasi pertumbuhan ekonomi adalah yang terpenting dibandingkan dengan proyeksi yang hanya merupakan perkiraan di atas kertas.
Semoga ekonomi Indonesia bisa bertumbuh melampau proyeksi yang ada!
Selamat bertumbuh! =)