Kebanyakan manusia punya tujuan individu yang relatif sama yakni untuk memperbaiki keturunan dan meningkatkan kemakmuran pribadi dan golongan. Memang kita sadari bahwa tidak semuanya sukses dalam mencapai tujuan tersebut. Masing-masing individu mempunyai kapasitas dan kapabilitas yang berbeda satu sama lain.

Individu dengan kemampuan dan kesempatan yang lebih baik memiliki kemungkinan besar untuk memenangkan persaingan dengan orang lainnya dalam mencapai tujuan tersebut. Ketidaksamaan peluang dan kemampuan tersebut pada akhirnya menyebabkan wealth inequality (selanjutnya disebut inequality)atau ketidaksamaan kemakmuran antara manusia satu dengan lainnya.

Masalah inequality ini ternyata banyak dialami oleh negara maju seperti: Amerika (negara tebesar di Dunia dilihat dari Produk Domestik Bruto). Bilyuner dan orang-orang terkaya di Dunia pada umumnya berkewarganegaraan Amerika. Permasalahan dari adanya bilyuner di negara tersebut adalah tingginya gap pendapatan per tahun antara 10% penduduk Amerika pada urutan pendapatan tertinggi dengan 50% penduduk Amerika pada urutan pendapatan terendah adalah sangat jauh (pendapatan setelah pajak/income tax).

income shares thomas piketty

Thomas Piketty, ekonom Prancis yang sama sekali tidak kita kenal sebelumnya, saat ini menjadi bahan pembicaraan. Hal tersebut disebabkan karena buku “Capital in the Twenty First Century” yang baru ditulis olehnya menjadi hit dan best selling books.

Capital_in_the_Twenty-First_Century_[1]

Buku tersebut banyak sekali diulas oleh banyak majalah, ekonom terkenal dan bahkan menjadi top selling book no. 2 di Amazon.com pada saat tulisan ini di unggah.

Masih belum paham apa yang dimaksud dengan inequality? mari kita jelaskan dengan tabel 1 diatas dengan gambar pizza. Asumsikan pizza yang terdiri dari 10 slice ini adalah pendapatan per tahun dari seluruh penduduk Amerika yang sebanyak 100 orang. sebagai berikut:

Pizza as income edit

Dari ilustrasi diatas dapat kita lihat terjadinya kesenjangan yang sangat besar, 1 orang penduduk menikmati 2 slice pizza dibandingkan dengan 50 orang penduduk, di negara yang sama, harus membagi 2 slice pizza.

Thomas Piketty membuat buku ini menjadi best seller karena dia dapat menjelaskan sejarah dan penyebab terjadinya masalah inequality di negara maju khususnya di Eropa dan Amerika. Masalah inequality di Negara-negara maju saat ini semakin mengkhawatirkan. Tingkat inequality di negara-negara maju saat ini semakin meningkat, setelah sebelumnya sempat menurun selama tahun 1940 (setelah perang dunia ke II) s/d tahun 1970.

Piketty menyampaikan bahwa peningkatan inequality pada masyarakat utamanya disebabkan oleh tingkat return on capital (pengembalian modal) yang lebih tinggi dibandingkan dengan economic growth (pertumbuhan ekonomi). Seperti kita ketahui bahwa elemen pertumbuhan ekonomi adalah modal dan tenaga kerja. Peningkatan return on capital yang berada di atas pertumbuhan ekonomi menyebabkan terjadinya perlambatan pertumbuhan income tenaga kerja.

Masalah yang terjadi karena hal tersebut adalah, terjadinya dominasi ekonomi di masyarakat yang disebabkan oleh warisan (inherited wealth). Penduduk yang menerima ‘Pizza’ dalam jumlah besar pastinya akan dapat menyisakan ‘Pizza’ untuk keturunan berikutnya, sebaliknya dengan penduduk yang hanya dapat memakan ‘Pizza’ untuk kebutuhan hidup. Atau dalam singkat kata dapat kita sebutkan sebagai accumulation of wealth (kekayaan yang diakumulasikan).

Hal tersebut menyebabkan semakin meningkatnya milyuner generasi ke dua dan seterusnya. Padahal, salah satu indikator inequality yang bagus adalah jumlah milyuner generasi pertama (first generation billionaire) atau orang yang menjadi milyuner atas usahanya sendiri =)

Sebagaimana kita ketahui, jika pemilik modal yang kaya sebagai pemberi kerja tersebut meninggal maka yang bersangkutan pasti akan memberikan harta kekayaan kepada keluarganya. Bahkan, menurut Piketty, karir yang terbaik di Eropa, pada awal tahun 1900-an, adalah: Menikahi anak perempuan yang berasal dari orang kaya.

Kepemilikan berperan penting dalam perolehan penghasilan. Di berbagai tingkatan bisnis, pendapatan dari pengelolaan modal melebihi pendapatan gaji, upah dan bonus. Meskipun demikian, ternyata ada juga pekerjaan yang dijalankan oleh superstar/sebagian kecil dari masyarakat dengan tingkat penghasilan yang melebihi perolehan modal seperti: investment banker, olahragawan termahal, penyanyi terkenal dan lainnya.

Tingkatan pekerjaan seperti investment banker, pada umumnya mewajibkan karyawannya berasal dari edukasi di ivy league dan business school yang kuliahnya sangat mahal pastinya tidak akan mampu dilalui oleh keluarga yang memiliki penghasilan pas-pasan. Untuk pekerjaan seperti olahragawan termahal dan penyanyi terkenal, saya serahkan kepada pembaca untuk dapat berkunjung ke situs ini: The Economic of Superstar

Pada bagian terakhir dari bukunya, Piketty menyarankan agar Pemerintah seluruh negara, khususnya Pemerintah di negara maju, untuk mengenakan pajak lainnya selain pajak pendapatan yakni wealth tax atau pajak atas kekayaan yang dimiliki. Pengenaan wealth tax ini menjadi banyak dibahas oleh ekonom dan pastinya tidak disukai oleh ekonom liberal.

Sebagaimana kita ketahui di Economics 101 atau Pengantar Teori Ekonomi bahwa untuk membuat ada trade off antara pertumbuhan ekonomi (making the pizza bigger) dan pengenaan pajak (making the slice of pizza relatively equal). Inilah yang menjadi dasar penolakan ide dari Thomas Piketty oleh ekonom liberal tersebut.

Disinilah saya merasa, Thomas Piketty adalah benar dan Pemerintah atau ekonom di Negara Maju tersebut perlu belajar kepada Islam =)

Islam, sejak dahulu kala ternyata sudah mengajarkan 2 hal untuk menghindari terjadinya inequality yakni: Zakat Maal dan Hukum Waris.

Zakat Maal itulah yang sebenar-benarnya adalah bentuk kesadaran umat agar menyisihkan sebagian dari kekayaan yang telah diperoleh dari penghasilan yang dimiliki dalam waktu satu tahun. Sama dengan tax wealth? Jauh lebih baik daripada itu =)

Zakat Maal yang sebesar 2,5% per tahun atas kekayaan yang kita miliki jika telah melewati nisabnya, kalau dijalankan dengan tepat, menurut saya dapat menurunkan tingkat inequality yang ada di masyarakat. Pengertian zakat maal dan penjelasannya dapat dilihat di sini.

Hukum waris? memang hukum waris yang dimaksud tidak secara langsung menyelesaikan terjadinya inequality. Namun demikian, hukum waris dalam Islam merupakan salah satu cara pembagian yang adil dan menjungjung asas kesetaraan dalam pembagian harta kekayaan. Negara barat? tidak punya hukum waris dan seringkali terjadi inheritance inequality. Hukum waris dalam islam dapat dilihat di sini

Masalahnya adalah, ternyata negara yang didominasi oleh mayoritas Islam pun juga memiliki masalah inequality. Menurut saya, itu bukan karena hukum Islam-nya yang kurang tepat, saya yakin hal tersebut terjadi karena penduduknya yang belum menjalankan hal tersebut dengan istiqomah.

Ah, ternyata memang kita ini saja yang kurang belajar ilmu yang dimiliki Islam. Padahal kalau dipikir-pikir, hal yang sekarang diusulkan oleh beberapa orang yang ahli, ternyata sudah ada dalam Islam sejak 14 abad yang lalu.

Luar biasa menurut saya =)

Btw, saya juga pernah membahas tentang hadits Tuntutlah Ilmu Sampai ke Negeri China dan sedikit mengenai pengelolaan warisan di Warisan oh Warisan.

Demikian, sudah dan inginkah anda berzakat tahun ini? Selamat berzakat! =)

Advertisement