Pada bulan Agustus 2014 yang lalu, saya memecahkan rekor pribadi saya untuk gowes sejauh total 101 km selama 14 hari. Untuk penghobi sepeda kelas berat, mungkin jarak sejauh itu dapat ditempuh dalam waktu 4-5 jam gowes full. Yah, mengingat saya saat ini juga bekerja dan sering pulang diatas maghrib, agak susah bagi saya untuk mencari waktu untuk gowes.
Sebenarnya, saya sudah menjadi pesepeda sejak akhir tahun 2012. Sepeda saya adalah sepeda MTB Xtrada 5 sebagaimana gambar berikut:
Setelah selama hampir 2 tahun menjadi weekend cycling, saat ini saya semangat untuk gowes untuk menjaga stamina. Tujuannya adalah untuk dapat bangun larut malam menemani istri saya yang waktu itu sedang hamil dan sekarang Alhamdulillah sudah melahirkan anak putri yang cantik =)
Aniwei, saya ingin sharing mengenai 5 hal yang saya pelajari selama bersepeda. Hal ini saya harapkan akan dapat bermanfaat bagi anda yang tertarik untuk bersepeda atau baru memulainya.
Beli sepeda mahal = biaya maintenance tinggi.
Beberapa minggu lalu, saya mengalami kejadian yang tidak mengenakkan ketika bersepeda yakni terdapat 2 (dua) mata rantai yang bengkok. Saya kira murah saja untuk mengganti rantai yang baru. Ternyata harga rantainya jauh lebih mahal daripada rantai Motor. Harga rantainya sampai Rp250 ribu/seperempat juta (termasuk ongkos pasang). Gila kali ya.
Sejak itu saya berfikir, sepeda saya yang tergolong sepeda amatir (Polygon Xtrada 5.0) saja biaya perawatannya mahal apalagi sepeda pro. Analoginya mungkin sama dengan biaya perawatan motor Yamaha Mio dibandingkan dengan Kawasaki Ninja 250. Saya pun mengurungkan niat untuk membeli sepeda mahal.. Haha..
Kalau misalnya ada pembaca yang tertarik untuk membeli sepeda mahal >Rp20 juta, selalu ingat bahwa harga sepeda berbanding lurus dengan maintenance cost-nya.
Selalu lakukan pemanasan sebelum bersepeda.
Pemanasan adalah hal harus selalu dilakukan sebelum anda bersepeda. Semua pesepeda, baik yang sudah pro, selalu melakukan pemanasan sebelum memulai naik sepeda. Kenapa? bersepeda adalah aktivitas yang cukup berat apalagi jika menempuh jarak yang cukup jauh.
Kalau misalnya anda bersepeda sendirian kemudian mengalami keseleo atau kram di tengah jalan yang jauh dari rumah, siapa yang akan membantu anda? Hal-hal kecil seperti pemanasan dapat membantu untuk menghindarkan kaki dari cedera yang tidak perlu.
Berikut adalah contoh pemanasan yang dapat dilakukan sebelum bersepeda: bike radar streching exersices.
Wattage (daya) matters more than average speed
Seringkali anda melihat aplikasi hp untuk pesepeda yang menampilkan rata-rata kecepatan (average speed) yang ditempuh pesepeda tersebut. Average speed doesn’t do the justice. Route and Watt does. Anda bisa saja tidak memutar pedal sama sekali (watt ouput sangat rendah) tapi memperoleh average speed yang tinggi jika anda gowes di jalanan yang menurun. Demikian sebaliknya kalau anda gowes di jalanan menanjak (average speed rendah dengan watt output tinggi).
Sebenarnya, ada parameter lain yang mempengaruhi average speed yakni efisiensi sepeda dan kecepatan angin. Ada rumusnya juga lho.. Haha..
sumber: wikipedia
Pada intinya, power yang tinggi berasal dari average speed, route/gradient, efisiensi dan aerodinamis sepeda dan kecepatan angin.
Jadi, kalau anda melihat teman anda yang bersepeda dengan rata-rata kecepatan relatif sedang, jangan mudah menjudge teman anda memiliki kemampuan fisik yang lemah, lihat dulu rute atau sepeda yang digunakan =)
Terkait dengan kecepatan angin, anda juga bisa melakukan slipstreaming (bersembunyi dibelakang pesepeda lain) guna menghindari terpaan angin.
Terkait dengan hal tersebut, ada aplikasi HandPhone (Android dan iOS) untuk pesepeda yang dapat digunakan untuk melakukan analisis mengenai rata-rata wattage yang diperoleh ketika gowes yakni Strava. Berdasarkan penelitian saya, aplikasi lainnya tidak ada yang memberikan data selengkap Strava =)
Rekam aktivitas anda.
Sebagaimana yang saya sebutkan diatas bahwa terdapat aplikasi untuk pesepeda yakni Strava. Strava dapat membantu anda untuk melakukan analisis terhadap rute yang anda lalui relatif terhadap orang lain yang pernah melewati rute yang sama termasuk rekor pribadi anda saat melewati rute dimaksud.
Saya merekomendasikan anda untuk aktif menggunakan Strava sewaktu bersepeda (penggunaannya sama dengan aplikasi fitness lainnya seperti lari, aplikasi dihidupkan selama beraktivitas). Hal tersebut dimaksudkan agar anda dapat melihat perkembangan ataupun penurunan anda (biasanya terjadi setelah absen gowes beberapa waktu). Yuk join strava. Strava saya adalah: Hendriyono Rachman
A quote from a statistician: you can not improve what you can measure.
Bersepeda melatih mental anda.
Hal yang paling utama diperlukan untuk dapat bersepeda jarak jauh bukanlah fisik tetapi mental. Orang yang tidak kuat mentalnya, di tengah perjalanan, pasti akan berfikir bahwa untuk apa gowes menyiksa diri hanya menghasilkan keringat.
Bagaimanapun kuatnya fisik dan indahnya medan yang dilalui, bersepeda jarak jauh yang memakan waktu 4 s/d 5 jam untuk mencapai tujuan adalah hal yang membosankan. Lawan bosan adalah komitmen dan komitmen berasal dari diri (mental) anda sendiri.
Oleh karena itu, bersepeda dapat melatih mental anda untuk dapat komit mencapai tujuan. Fisik yang lelah bisa dipulihkan, tetapi mental yang lelah tidak akan mampu dibangkitkan. Saya sendiri masih sering mutung dan memutuskan untuk mengambil rute yang lebih mudah dalam bersepeda. Tapi itu sudah jauh jauh berkurang dibanding waktu masih awal dulu.
Btw, saya punya teman yang gowes selama 6 hari hampir 700 km selama lebaran tahun 2013 yang lalu. Gowesnya tidak main-main, menjelajahi pulau Flores! Padahal ya, tanjakan di P. Flores itu tingginya minta ampun… Naik mobil saja bisa muntah-muntah.
Selain itu, yang bersangkutan hanya gowes sendirian. Kalau saya sih pasti “mutung” dan berhenti di tengah jalan. Membayangkan untuk gowes sejauh itu saya gak sanggup.. haha
Oleh karena itu, saya merekomendasikan hal ini:
Marry a guy who is a cyclist.
Itulah beberapa hal yang saya pelajari selama bersepeda sejak 2012.
Tips-tips simpel lainnya yang juga perlu menjadi perhatian adalah: selalu membawa uang (incase terjadi ban bocor), membawa minuman dan cemilan yang cukup, jaga jarak dengan pesepeda lain, gunakan baju yang terang agar mudah dilihat oleh pengguna jalan lain dan selalu berhati-hati di jalan.
Btw, ini cita-cita saya sebagai pesepeda. Ikut Tour/Travel Rapha Randonnee (tour gowes dalam group selama 7 hari di rute-rute eksotis di Dunia).
Azrul Ananda dari JawaPos juga pernah ikut tour nya Rapha. Di blog-nya ada tulisan mengenai tour tersebut dalam 7 bagian. Bagian pertama bisa dilihat di sini: Azrul Ananda Tour Sky Team Colorado.
Demikian tips dan sekelumit dari saya tentang bersepeda.
Selamat berolahraga =)
Xtrada 5 sudah lebih dari cukup dipakai ber-cross country. Saya memakai Xtrada 4 sejak 2011 dan sampai sekarang masih merasa cukup dengan sepeda tersebut. Silahkan mampir ke polygonowner.wordpress.com untuk melihat mileage yang bisa dikumpulkan dengan sepeda entry level sekelas Xtrada 🙂