Beberapa hari yang lalu saya mengalami pengalaman yang kurang menyenangkan dengan dokter umum di Kota Kupang. Sebenarnya ini adalah pengalaman kedua saya dilayani dengan kurang menyenangkan oleh Dokter.

Yang pasti bukan karena malpraktek =D

Begini ceritanya,

——————————————————————————————-

Pengalaman pertama

Pada saat awal saya bekerja di Kupang, saya pergi untuk periksa dan membersihkan karang Gigi di dokter langganan kantor. Sesuai SOP dari kantor, saya pun harus mengisi form bahwa saya adalah pegawai B*.

Sewaktu akan diperiksa, saya kaget karena karang di Gigi saya ternyata mau dibersihkan dengan semacam alat yang bentuknya mirip dengan cungkilan. Jadi karang gigi saya dicungkil, tanpa terlebih dahulu diberikan cairan untuk melunakkan karang sebagaimana pengalaman saya di tempat dokter gigi lainnya.

Otomatis rasanya sakit dong… Tidak sampai 5 detik kemudian saya minta stop dan dihentikan. Saya kemudian minta obat dari dokter untuk menahan pertumbuhan karang gigi dan obat lainnya untuk kesehatan gigi.

Dokter Gigi itu pun menulis resep yang seingat saya memuat 3-4 macam obat, dan mengingat bahwa di lokasi praktik dokter tersebut ada apotek, maka saya pun langsung menebus obat di apotek tersebut..

Alangkah kagetnya ketika saya tahu bahwa saya yang tidak merasa sakit gigi dan hanya berniat membersihkan karang gigi, diberikan obat yang harus ditebus seharga lebih dari Rp400 ribu.

Gila! Saya yang kontan tidak terima, otomatis menyampaikan komplain saya kepada petugas apotik..

“Loh, mbak, saya kan ga sakit gigi? ini kok obatnya mahal sekali?” Tanya saya

“Halah mas, kan dibayarin sama kantor” Jawab mbaknya

Saya pun terdiam.. Oh, gini caranya Dokter Gigi itu nyari untung, kok ga terpuji banget menurut saya. Harusnya kan saya diberikan obat yang sesuai dengan permintaan. Eh, ini malah saya diberikan obat yang paling mahal karena saya dibayarin kantor..

Capek deh…

Pengalaman kedua

Sabtu lalu, saking banyaknya tugas kantor yang harus dikerjakan pada minggu-minggu sebelumnya, Saya merasa kurang enak badan. Akhirnya pada sore harinya sang istri menyarankan saya untuk pergi ke Dokter Umum langganan kantor. Ciee.. sang istri =P

Eh, kok kebetulan juga ada apotik di tempat praktik Dokter Umum tersebut..

Sewaktu akan diperiksa, tanpa ba bi bu saya menyampaikan bahwa saya pegawai di B*.

Dokter tersebut pun langsung paham dan segera menelepon petugas di bagian administrasi mengenai hal tersebut.

Kemudian saya pun diperiksa.. Setelah diperiksa, Dokter menyatakan bahwa saya baik-baik saja dan tidak ada permasalahan yang urgen. Dokter tersebut kemudian menuliskan resep obat yang sebenarnya adalah vitamin.. Sejurus kemudian, Dokter tersebut menelepon apotek dan menyatakan bahwa saya adalah pegawai di kantor yang bekerja sama dengan dokter tersebut.

Saya pun mulai mengingat kejadian yang sama dengan yang saya alami pertama kali dengan dokter gigi dulu..

Setelah itu, saya pun keluar dari ruangan Dokter dan beranjak menuju apotik di bagian depan..

Tidak lama kemudian, saya kemudian diberikan obat vitamin yang jumlahnya cukup banyak yakni lebih dari 20.. Lebih dari yang saya butuhkan.. Karena yakin ada yang ga bener, saya pun menanyakan tagihan obat kepada petugas apotek tersebut..

Alangkah kagetnya saya ketika tahu bahwa total harga obatnya mencapai lebih dari Rp400 ribu.. Wow..

——————————————————————————————-

Dokter, menurut saya adalah prestasi yang mulia dan seharusnya dihindarkan dari praktik-praktik seperti tersebut diatas.

Dokter perlu memperlakukan dirinya sendiri sebagai sebuah korporasi yang wajib menganut prinsip-prinsip Good Governance. Mungkin dalam hal ini lebih pas disebut sebagai Good Doctor Governance.

Maksud dari prinsip sebagai sebuah korporasi tersebut adalah bahwa dokter dalam melaksanakan tugasnya wajib mengikuti aturan main sebuah perusahaan yang memiliki visi dan misi, organisasi dan aturan lainnya.

Saya tahu bahwa dokter sudah punya etika dokter, tapi Good Doctor Governance ini menurut saya dapat digunakan untuk menyempurnakan pelaksanaan etika dokter tersebut.

Ribet? Pasti. Tapi ini tidak hanya dialami dokter, bank, perusahaan juga wajib mengikuti hal tersebut. Bank sebagai lembaga yang menganut prinsip kehati-hatian wajib menerapkan aspek GCG tersebut. Dokter yang juga wajib memiliki prinsip kehati-hatian dalam menangani nasabah juga harusnya punya hal tersebut

Aspek GCG yang biasa disingkat TARIF terdiri dari Transparency, Accountability, Responsibility, Independency dan Fairness seharusnya dapat dilaksanakan di kehidupan Dokter dengan contoh simpel pelaksanaannya sebagai berikut:

Transparency: Dokter menginformasikan obat yang akan diberikan kepada pasiennya termasuk efek samping, bahkan kalau bisa disertai dengan harganya.

Accountability: Dokter yang salah dalam melakukan treatment wajib bertanggung jawab atas dampak yang dialami pasien,

Responsibility: Dokter wajib melaksanakan pengobatan pasien dengan menggunakan ilmu dan alat yang dapat dipertanggungjawabkan (responsible) dan tidak bersifat trial and error.

Independency: Dalam contoh diatas, harusnya dokter independen dalam memberikan obat atau memberikan informasi pemilihan obat kepada pasien, tidak memandang siapa yang akan membayar obat. Saat ini, dokter umumnya tidak independen dalam memberikan obat kepada pasien karena adanya pesanan-pesanan dari supplier obat.

Fairness: Dokter wajib memberikan pelayanan kepada semua pasien dengan treatment pelayanan yang sama untuk penyakit yang sama tanpa membedakan status dari nasabah (misalnya teman dari Dokter).

Pelaksanaan aspek TARIF itu menurut saya akan menjadi nilai tambah bagi dokter. Dokter sebagai sebuah entitas layaknya tidak sepenuhnya profit maximize namun juga health optimize. (bank kan juga risk minimize selain profit maximize).

Demikian sedikit kegalauan saya terkait dengan praktik dokter tersebut. Wah, kalau semua dokter langganan kantor begitu, kan jadinya biaya kesehatan kantor saya kurang efisien.. Hehe..

Saya percaya bahwa tidak semua dokter seperti itu. Pasti banyak juga dokter yang memegang teguh etika dokter..

Anyway, sebagaimana pepatah lama

An apple a day keeps the doctor away.

Sehat selalu =D

Advertisement